Jumat, 26 Desember 2008

ANALISA FILSAFAT LUDWING WITTGENSTEIN

FILSAFAT LUDWIG WITTGENSTEIN


Ludwig Wittgenstein merumuskan suatu cara yang berbeda dalam memandang pikiran manusia. Bagi dia, seluruh aspek dari pikiran manusia tidak dapat terlepas dari penggunaan bahasa.
Filsafat Wittgenstein dibagi menjadi dua periode yaitu :
Wittgenstein I: Tractatus Logico-Philosophicus (1922)
Teori ini mengungkapkan tentang teori gambar (picture theory) dan logika bahasa. Hakekat bahasa merupakan gambaran logis realitas dunia, yang tersusun atas proposisi-proposisi dan menggambarkan keberadaan suatu peristiwa secara faktual (state of affairs). Dengan kata lain penggunaan bahasa dalam analisis teori filsafat harus mampu mengungkapkan secara obyektif fakta tentang dunia, dan hal ini harus dilakukan dengan menggunakan bahasa berdasarkan logika. Dengan bahasa dapat dikatakan dengan jelas apa yang ingin dikatakan, sedangkan untuk menjelaskan apa yang tidak dapat dikatakan Wittgenstein menggunakan metafora dan analogi.
Berdasarkan picture theory tersebut, menurut Wittgenstein metafisika itu tidak mengungkapkan realitas fakta sehingga tidak bermakna. Dalam hubungannya dengan ungkapan Tuhan, estetika dan etika Wittgenstein menyebutnya bersifat mistis.
Oleh karena itu pada teori I ini Wittgenstein mendasarkan pada satu bahasa ideal yang memenuhi syarat logika.
Wittgenstein II : Philosophical Investigations (1953)
Teori kedua Wittgenstein ini memuat tentang teori makna dalam penggunaan (meaning in use) dan permainan bahasa (language games). Makna sebuah kata adalah penggunaannya dalam kalimat, makna sebuah kalimat adalah penggunaannya dalam bahasa dan makna bahasa adalah penggunaannya dalam berbagai konteks kehidupan manusia. Oleh karena itu yang patut dipertanyakan dalam hal ini adalah bagaimana sebuah kata digunakan, bukan arti dari kata tersebut.
Mengenai language games (permainan bahasa), Wittgenstein mengatakan bahwa kita harus melihat, membaca dan memahami suatu bahasa dalam konteksnya masing-masing. Artinya di sini ada aturan atau norma dalam menggunakan bahasa di berbagai bidang kehidupan.
Dalam pemikiran yang kedua ini, Wittgenstein tidak lagi mendasarkan pada bahasa ideal dan logis, tetapi mengembangkan pemikiran tentang pluralitas bahasa dalam kehidupan manusia. Walau demikian baik pada teori pertama maupun kedua bagi Wittgenstein bahasa adalah elemen yang esensial di dalam pikiran manusia
Filsafat Wittgenstein tersebut relevan bagi pengembangan filsafat bahasa baik menyangkut aspek ontologis, epistemologis maupun aksiologis.
Secara ontologis konsep permainan bahasa menunjukkan hakekat kehidupan manusia dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, orang lain, masyarakat, alam serta terhadap Tuhan. Bisa dikatakan kajian bahasa dalam hal ini untuk mendeskripsikan permainan bahasa dalam kehidupan manusia.
Secara epistemologis, setiap penggunaan bahasa dalam kehidupan manusia memiliki aturannya masing-masing yang sangat beragam serta tidak terbatas. Aturan itu sulit jika hanya ditentukan secara normatif, serta sulit ditentukan batas-batasnya secara tepat, tetapi manusia memahami bagaimana menggunakan bahasa dalam setiap aspek kehidupan yang sangat beraneka ragam tersebut.
Sedangkan pada aspek aksiologis penggunaan bahasa adalah sebagai sarana dalam berkomunikasi mengungkapkan suatu makna. Untuk mengetahui hakekat makna yang terkandung dalam suatu ungkapan bahasa, kita harus memahami nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan manusia dalam hubungannya dengan penggunaan ungkapan bahasa tersebut.
Dari pemahaman mengenai konsep bahasa ditinjau secara ontologs, epistemologis maupun aksiologis di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan sebab akibat antara manusia dengan bahasa, yaitu manusia sebagai sebab dan bahasa sebagai akibat. Berdasarkan kenyataan ini nilai yang melekat pada bahasa ditentukan oleh eksistensi manusia sebagai subyek Nilai sendiri dapat dipahami manusia melalui akal budi serta kesadarannya. Seseorang mampu berpikir tentang sesuatu, memiliki suatu imajinasi serta mampu berkreativitas karena ia memiliki akal budi dan kesadaran.
Makna bahasa bukan terdapat dalam bahasa atau penutur bahasa melainkan terdapat dalam kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu untuk mengkaji makna bahasa harus dilakukan pengamatan terhadap kehidupan manusia dalam hubungannya dengan aturan penggunaan bahasa tersebut. Setiap konteks penggunaan bahasa memiliki aturan masing-masing. Dalam aturan beserta penggunaannya dalam kehidupan manusia itulah akan ditemukan makna bahasa.
Obyektivitas kebenaran suatu ilmu akan tercapai manakala ontologi dan aksiologi makna bahasa tidak tumpang tindih dengan subyek penutur bahasa yaitu manusia. Makna bahasa yang dikaji pada kehidupan manusia dan merupakan nilai tersebut digunakan secara pragmatis dalam kehidupan manusia pula.

Kesimpulan
Wittgenstein telah menunjukkan kepada kita bahwa bahasa tidaklah dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kita tidak dapat memahami dan menggambarkan bagaimana realita kehidupan di dunia ini tanpa bahasa, serta kita tidak dapat memaksudkan suatu apapun tanpa bahasa. Manusia tidak mungkin keluar dari sistem bahasa untuk melihat dunia secara obyektif. Makna dari pikiran dan ekspresi kita tidak dapat lepas dari bahasa. Untuk mengetahui dan mempertanyakan nama, ataupun ekspresi, kita harus melihat bagaimana penggunaan nama atau ekspresi tersebut di dalam language game.

Jumat, 19 Desember 2008

Dampak Krisis Global, Penanaman Modal Akan Turun Tahun Depan

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memprediksi pertumbuhan investasi, baik asing maupun domestik, pada 2009 bakal turun dibandingkan tahun ini. Itu terjadi karena banyak investor terpukul dampak krisis finansial global.

Kepala BKPM Muhamad Lutfi mengatakan, tahun depan pertumbuhan investasi akan lebih rendah dari tahun ini yang ditargetkan USD 16,5 miliar. ''Ancar-ancar tahun ini USD 16,5 miliar atau tumbuh 19 persen ketimbang 2007. Tahun depan pertumbuhan investasi masih akan double digit, tapi tidak akan sebesar tahun ini karena krisis. Mungkin sekitar 10,7-11,2 persen,'' ujarnya di Depperin kemarin (18/12).

Khusus mengenai investasi AS di Indonesia, Lutfi menyebut bahwa selama lima tahun terakhir sudah tidak termasuk lima besar. Sebab, AS sudah banyak memindahkan investasinya ke negara-negara lain. Tapi, dengan kondisi ekonominya sekarang, investasi dari AS tidak bisa lagi diharapkan.

Menurut dia, Indonesia justru berpeluang besar menjadi basis investasi dari Timur Tengah, terutama di bidang agroindustri. Sebab, Indonesia merupakan sedikit negara yang bisa mengakomodasi investasi di bidang agroindustri di dunia.

''Sampai Agustus lalu mereka mendapat USD 1,6 triliun windfall dari minyak. Jadi, Timur Tengah mampu berinvestasi ke luar negeri. Saya yakin ke depan mereka akan mencari pusat opportunity baru, termasuk untuk agroindustri,'' paparnya.

Di dunia, lanjut Lutfi, tidak banyak negara yang mampu mengakomodasi investasi agroindustri. Dia mencontohkan, di kawasan ASEAN hanya Indonesia dan Myanmar yang berpotensi. Namun, Myanmar sedang dilanda masalah politik sehingga Indonesia berpeluang besar.

''Timteng (Timur Tengah) telah menjadi kekuatan baru dalam bidang investasi. Saat ini mereka lebih banyak ke bidang telekomunikasi dan maskapai penerbangan,'' tambahnya.

Lutfi mengatakan, negara-negara tetangga yang cukup berhasil menarik investasi dari Timur Tengah adalah Malaysia. Dengan kerja keras, dia yakin Indonesia mampu merebut dana dari Timur Tengah. Selama ini banyak investor dari sana yang sudah menyatakan komitmen investasi. Tapi, belum banyak yang terealisasi

Jumat, 12 Desember 2008

Selamat kepada Mahasiswa FIA, telah mendapatkan juara 1 lomba memasak dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha.




By. Seluruh STAF FIA

Jumat, 05 Desember 2008

Bensin Kemungkinan Bisa Turun Lagi

SBY Masih Hitung dengan Cermat

Janji menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar belum terealisasi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menebar harapan baru. Dia kemarin (5/12) memberi sinyal akan menurunkan lagi harga premium. Kebijakan itu diambil karena harga minyak mentah dunia baru saja turun menjadi USD 43 per barel.

''Kami sedang exercise dengan cermat. Baik oleh Menkeu, ESDM, dan menteri-menteri terkait untuk melihat peluang menurunkan kembali premium dan tentunya juga solar,'' kata SBY saat konferensi pers usai rapat evaluasi kredit usaha rakyat (KUR) di gedung BRI kemarin.

Awal bulan ini, pemerintah baru saja menurunkan harga bensin dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.500. Pada 1 Desember lalu, SBY juga memberikan sinyal menurunkan harga solar per 1 Januari 2009.

Menurut dia, penurunan harga BBM bersubsidi jenis premium dan solar bertujuan meringankan beban sektor riil. Selain itu, meringankan pelaku industri akibat tekanan krisis keuangan global. SBY berharap, jika nanti harga premium dan solar benar-benar turun, beban masyarakat pengguna kendaraan umum maupun pribadi bisa ringan.

Kapan diumumkan dan diberlakukan? SBY lagi-lagi memberi teka-teki. Menurut dia, kepastian harga baru BBM dan kapan diberlakukan belum bisa disampaikan saat ini. Pemerintah, lanjut dia, akan menghitung dulu secara cermat. ''Jangan sampai terjadi salah keputusan, sehingga penurunan harga BBM nanti benar-benar menjadi solusi,'' ujarnya.

Desakan agar pemerintah kembali menurunkan harga premium dan solar memang terus mengalir. Turunnya harga premium Rp 500 per 1 Desember lalu dinilai tidak banyak berpengaruh bagi masyarakat. Penurunan harga BBM tidak sebanding dengan kenaikan harga yang dirasakan masyarakat beberapa bulan lalu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro mengakui terus memantau perkembangan harga minyak mentah dunia dan kurs rupiah dari hari ke hari. "Terkait solar, Departemen ESDM ini dapurnya. Jadi, terus kami kaji," ujarnya.

Menurut Purnomo, kebijakan harga BBM bersubsidi, baik premium, minyak tanah, maupun solar, selalu terkait dengan faktor harga minyak dan kurs rupiah. "Saat ini, kami memang fokus ke solar," katanya.

Meski harga minyak dunia terus turun hingga USD 43 per barel dan harga patokan minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) USD 46 per barel, Purnomo belum bisa memastikan, apakah harga solar diturunkan Januari 2009. "Kan masih sebulan lagi, kita lihat saja nanti," terangnya.

Purnomo mengakui, ada kecenderungan harga minyak berada di level rendah akibat ancaman resesi ekonomi dunia yang menekan demand energi primer. Meski demikian, lanjut dia, penurunan harga minyak tersebut terkompensasi oleh melemahnya nilai tukar rupiah. "Faktor kurs ini yang masih fluktuatif," ujarnya.

Departemen ESDM selaku departemen teknis di sektor energi juga terus berkoordinasi dengan Departemen Keuangan selaku bendahara negara. Itu bertujuan untuk menghitung kemampuan keuangan negara guna membiayai belanja subsidi BBM. "Ini terkait dengan postur APBN," imbuhnya.

Menurut dia, jika harga solar diturunkan pada Januari 2009, konsekuensinya, pos belanja subsidi BBM bisa membengkak seandainya harga minyak kembali naik. ''Hal seperti itu harus diantisipasi. Karena itu, kami terus berkoordinasi dengan Depkeu," terangnya.

Sebelumnya, pemerintah sempat menyebut dua kemungkinan penurunan harga solar. Yakni, turun Rp 500 atau Rp 300 sehingga harga solar bulan depan mungkin Rp 5.000 atau Rp 5.200.

Tahun depan subsidi BBM dalam APBN 2009 ditetapkan Rp 57,60 triliun. Angka tersebut turun Rp 15,57 triliun jika dibandingkan dengan usul pemerintah sebelumnya. Pemangkasan alokasi subsidi BBM tersebut disebabkan turunnya harga minyak mentah dunia.

Sementara itu, realisasi subsidi BBM 2008 disebutkan telah melebihi kuota yang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2008. Realisasi subsidi BBM dan elpiji hingga Oktober 2008 sudah mencapai Rp 130,9 triliun atau melebihi kuota APBN Perubahan 2008 sebesar Rp 126,82 triliun.

Lanjutkan KUR

Di bagian lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memastikan program kredit usaha rakyat (KUR) dilanjutkan pada 2009 nanti. Pemerintah tetap menjamin kredit bagi kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) itu.

SBY mengaku cukup puas terhadap pelaksanaan KUR 2008. Menurut dia, dari target Rp 14 triliun telah disalurkan Rp 12 triliun dengan 1,5 juta nasabah. Yang menyebabkan SBY puas adalah tingkat kredit macet (non-performing loan/NPL) kurang dari 1 persen.

''Tentu indikator ini positif karena ternyata kebijakan, konsep, skim KUR dengan penjaminan pemerintah betul-betul dapat dilaksanakan dengan kualitas, kuantitas, yang dulu barangkali belum kita yakini bisa seperti ini,'' kata SBY setelah rapat evaluasi KUR di gedung BRI kemarin.

Menurut presiden, banyak masukan dan respons dari masyarakat terkait pelaksanaan KUR. Sebagian besar mengucapkan terima kasih dan berharap program tersebut dilanjutkan. Sebagian lagi, kata SBY, masih merasa mendapatkan hambatan dalam mendapatkan KUR

Jumat, 28 November 2008

Selamat atas suksesnya Wisudawati Pasca Sarjana (Fitrotun Niswah, M.AP)yang sangat cantik &anggun. Semoga Ilmu-ilmu bermanfaat di Dunia & Akherat.




By : Seluruh Mahasiswa FIA UNIPDU

Jumat, 24 Oktober 2008

PENGUMUMAN

Bagi Mahasiswa Semester VII, Mata Kuliah Manajemen Retail & Seminar Manajemen Pemasaran yang diampu Oleh Bp. Widjang Indartono, SE,.MSi diganti pada hari kamis 30 Oktober 2008 (08.00 Wib).

Demikian Atas Perhatiannya disampaikan terima kasih.



By KTU FIA

Sabtu, 18 Oktober 2008

Congratulations

selamat bagi para wisudawan dan wisudawati fakultas ilmu administrasi program studi administrasi bisnis universitas pesantren tinggi darul ulum tahun akademik 2007 / 2008.
semoga menjadi sarjana yang sujana, berilmu manfaat dan dapat berkontribusi dalam peranannya di kehidupan bermasyarakat dan bernegara. by (Indra n Vieta)

Sabtu, 20 September 2008

ATTENTION

DALAM RANGKA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI AKTIVITAS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 08-09 DI LIBURKAN PADA 26 SEPTEMBER 2008 SAMPAI PADA TANGGAL 11 NOVEMBER

Jumat, 22 Agustus 2008

'Pendekatan Pelayanan yang Bermutu"

oleh : Fitrotun Niswah, SAP,MAP


Perbaikan pelayanan pemerintah merupakan bagian penting dari proses pembaharuan. pendekatan "Pelayanan yang Bermutu" yang berfokus pada peningkatan partisipasi dan berorientasi pelanggan, melalui desentralisasi dan efisiensi lembaga pemerintah. Hal ini dicapai dengan cara merasionalisasi pelayanan melalui swastanisasi dan mempromosikan pelayanan berbasis masyarakat.
*Penyebarluasan penerapan pendekatan ini akan memberikan banyak manfaat, yaitu pelayanan pemerintah lebih ramping, lebih efektif dan efisien; peningkatan akuntabilitas pemerintah; pelayanan pemerintah dan sektor swasta yang semakin baik, peningkatan semangat dan kinerja di kalangan pegawai negeri; pekerjaan di sektor swasta semakin banyak; peningkatan output dan pekerjaan produsen pun semakin banyak dan produk lebih bermutu bagi pelanggan serta pengembangan mata pencaharian.
Penerapan 'Pendekatan Pelayanan yang Bermutu" secara total merupakan pekerjaan berat. Karena proses ini membutuhkan pembaharuan secara fundamental terhadap sebagian besar sistem pemerintahan, termasuk prasyarat dan masa kerja pegawai negeri, sistem keuangan dan administrasi serta pengkajian dan peninjauan ulang berbagai undang undang dan peraturan yang mengatur administrasi publik di Indonesia. Sebagian hal di atas bahkan diluar jangkauan wewenang manajer senior pelayanan publik.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun dan melaksanakan kegiatan merupakan bagian dari proses pemberdayaan masyarakat. Proses ini kelak akan menghasilkan masyarakat yang lebih kuat, lebih mandiri, mampu menangani proses pembangunan mereka sendiri serta mampu menuntut pelayanan yang mereka perlukan dari pemerintah dan penyedia pelayanan lainnya.

andaikata pelayanan ini bisa dimaksimalkan alangkah makmurnya negeri kita ini??

Senin, 18 Agustus 2008

Departemen Agama, Peran, Tantangan dan Hambatan Dalam Pembangunan Nasional

Abstract

Programs which is society given in this time represent governmental effort in course of enableness go to civil society, owning ability of purchasing power, developing capacities, amenity acces, which is on finally created as intact as and human being of Indonesia entirely.
With reference to the mentioned role of Religion Departmentt very determining where programs in order to lessening unemployment, stupidity, and poorness is also conducted by the institution, passing enableness of pesantren as well as passing education which direct him.
But that way process integration of role of religion as teaching also interaction have to with reality having the character of is erudite. Because modernity have altered patterned thinking which initially have the character of conventional go to world full of information technology which so easy to each ; every individual to accessing it and mentioned have an effect on in everyday life.
Here role of religion through Religion Department claimed so that can integrate in order not to fetch up all standing only powered physically (infrastructure) but also nation moral and suprastructure.

Keywords : Community Development, Community Empowerment, Educations, Reality and Scientific.


















PENDAHULUAN
Pembangunan pada hakekatnya adalah upaya untuk mengangkat harkat dan martabat manusia, berbagai upaya telah dilakukan baik oleh pemerintah ataupun oleh masyarakat. Hasilnya harus diakui, bahwa meskipun terdapat hal yang membanggakan namun ada juga yang harus dibenahi.
Pemerintah telah mencanangkan dan melaksanakan aneka ragam program dalam rangka pembangunan masyarakat, yang disalurkan melalui berbagai departemen dan setiap usaha yang dilakukan oleh masing-masing departemen adalah demi meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pada prinsipnya pembangunan nasional dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk menggerakkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah, saling mengisi dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya pembangunan nasional yaitu terwujudnya kesejahteraan yang ditandai oleh meningkatnya realitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar : pangan, sandang, papan, kesejahteraan, pendidikan dan lapangan kerja.
Sebelum melangkah lebih jauh pada bahasan-bahasan yang substansial, dapat kita berikan gambaran umum yang dikemukakan oleh para pakar definisi dari pembangunan itu sendiri.:
v WW. Rostow mengatakan bahwa pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus,yakni dari masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju (Budiman 1996)
v Serangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara, bangsa menuju modernitas dalam rangka pembangunan bangsa (Nation – Building). (Siagian 2003)
v Suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan, dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka (Rogers 1983)

Pada mulanya istilah pembangunan dipopulerkan oleh para sarjana dan para pembuat kebijakan di Amerika Serikat, kemudian diperkenalkan ke Eropa dan negara-negara berkembang diseluruh dunia. Kemudian istilah tersebut menjadi suatu isu utama diorganisasi-organisasi internasional meskipun masih belum ada suatu rumusan yang dipahami secara universal. Bahkan menurut Mowlana, pembangunan sebagai suatu konsep telah diperkenalkan oleh Ibnu Khaldun (1332-1406), seorang pemikir sosial Islam dalam karyanya Muqaddimah.
Tujuan umum (Goals) pembangunan menurut Sold and Tyson adalah, proyeksi terjauh dari harapan-harapan dan ide-ide manusia, komponen-komponen dari yang terbaik yang mungkin, atau masyarakat ideal terbaik yang dapat dibayangkan.
Tujuan khusus (Objectives) pembangunan adalah, tujuan jangka pendek, biasanya yang dipilih sebagai tingkat pencapaian sasaran dari suatu program tertentu.
Target pembangunan adalah, tujuan-tujuan yang dirumuskan secara konkret, dipertimbangkan secara rasional dan dapat direalisasikan sebatas teknologi dan sumber-sumber yang tersedia, yang ditegakkan sebagai aspirasi antara suatu situasi yang ada dengan tujuan akhir pembangunan. (Zulkarimen 2002)
Masih banyak persepsi kurang tepat dari kita tentang arti pembangunan, itu dilihat hanya sebatas pada pembangunan secara fisik saja (infrastruktur) namun lebih dari itu adalah pembangunan yang bersifat nonfisik antara lain membangun kapasitas (capacity building) melalui kemudahan dalam mengenyam pendidikan tinggi, pemberdayaan masyarakat (Community Empowerment), dan seterusnya.
Investasi pada konteks tersebut akan dapat menuai sumber daya-sumber daya potensial dimasa depan, sehingga mampu mengahadapi berbagai tantangan yang ada karena didukung oleh intelektualitas, moral, dan profesionalisme.

PERAN DEPARTEMEN AGAMA DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Kita ketahui banyak departemen-departemen yang melaksanakan pembangunan pada masyarakat secara langsung, melalui program-program pemberdayaan masyarakat yang didanai dari PBB dan dari negara-negara donor antara lain, World Bank, United Nation Development Program (UNDP), Asian Development Bank (ADB), USAID, AUSAID, dan lain-lain. Tidak lain adalah agar tercipta masyarakat yang berdaya, dalam arti mandiri, meningkatkan pendapatan, kemampuan daya beli, penguatan nilai-nilai budaya, mulai dari pembangunan masyarakat (Community Development), kemudian membangun kapasitas (Capacity Building),yang pada akhirnya menjadi masyarakat yang madani dan kuat dalam ekonomi.
Pada era orde baru strategi pembangunan bertumpu pada pertumbuhan yang kemudian adanya srtategi pemerataan, tapi masih terdapat kekurang merataan dalam pembangunannya secara riil, semua terkonsentrasi pada ibu kota dan kota-kota besar lainnya. Namun kita lihat adanya perubahan strategi pada era kini bahwa pembangunan saat ini lebih berpusat pada manusia. Strategi pembangunan yang berpusat pada manusia demikian, mempunyai perbedaan yang fundamental didalam karakteristik dasarnya dibandingkan dengan strategi pertumbuhan atau strategi kebutuhan pokok yang selama ini lebih mendominasi proses pembangunan kita. Seperti tergambar dalam matriks dibawah ini :
KARAKTERISTIK STRATEGI
PERTUMBUHAN BASIC NEED PEOPLE CENTERED
Fokus Industri Pelayanan Manusia
Nilai Berpusat pada industri Berkiblat pada manusia Berpusat pada manusia
Indikator Ekonomi – makro Indikator sosial Hubungan manusia dg sumber
Pemerintah Entrepreneur Service provider Enabler/facilitator
Sumber utama Modal Kemampuan adaptif dan anggaran Kreatifitas dan komitmen
Kendala Konsentrasi dan marginalisasi Keterbatasan anggaran dan inkompetensi aparat Struktur dan prosedur tidak mendukung
Sumber : David Korten dalam Moeljarto
Hal ini sebagai derivasi logis dari pembangunan yang berpusat pada sumber daya manusia, maka pembangunan harus menekankan pada pendekatan “pengelolaan sumber yang bertumpu pada komunitas” (Community – Based Resources Management) agar tercapai sustainable development. (Moeljarto 1987)
Sebagaimana kita ketahui Departemen Agama adalah institusi pemerintah yang mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan keagamaan kepada seluruh umat beragama. Departemen Agama dengan seluruh aparatnya secara vertikal di seluruh wilayah Indonesia mempunyai peran strategis dalam tiga hal, yaitu peningkatan pemahaman dan pengamalan agama, pembinaan kerukunan intern dan antar umat beragama, serta mengawal akhlak dan moral bangsa.
Seperti penulis kutip dari pernyataan menteri agama dalam amanat hari amal bhakti Departemen Agama menyatakan, persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini adalah masalah kebodohan, pengangguran, kemiskinan, dan krisis akhlak yang belakangan ini begitu memprihatinkan. Dalam kaitan ini Departemen Agama telah melakukan berbagai upaya penanggulangan melalui program-program kegiatan yang terencana dan terarah sesuai dengan tanggung jawabnya.
Dalam mengatasi pengangguran, Departemen Agama, baik di madrasah maupun di pondok pesantren. Pendidikan yang diselenggarakan atau dibina oleh Departemen Agama akan terus diupayakan untuk dapat mewujudkan sumber daya insani yang bisa membangun karir secara mandiri dilingkungannya masing-masing. Oleh karena itu, disamping memperoleh pendidikan berbasis ilmu agama, para siswa dan santri juga dibekali dengan pendidikan keterampilan sehingga mereka nantinya diharapkan mempunyai etos kerja, kemandirian dan kesiapan untuk menghadapi tantangan zaman dalam era globalisasi ini.
Selanjutnya dalam upaya menanggulangi kemiskinan, Departemen Agama sejauh ini telah turut berperan dan memberikan kontribusi melalui pemberdayaan lembaga-lembaga sosial keagamaan, seperti pemberdayaan masjid, gereja, pura dan tempat ibadah lainnya sebagai pusat kegiatan sosial kemasyarakatan. Departemen Agama bersama institusi terkait juga mengembangkan kebijakan dibidang pengelolaan zakat, infak, sedekah, wakaf serta dana sosial keagamaan yang lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menanggulangi masalah kemiskinan.
Dalam kaitannya untuk menghadapi modernisasi dan globalisasi terdapat beberapa hal, untuk itu bukan saja respon positif terhadap globalisasi, namun harus pula aktif. Sedangkan untuk dapat berperan aktif dalam proses globalisasi dan proses kompetisi, setelah itu hal yang harus dilakukan adalah kajian ulang terhadap pemaknaan ajaran agama yang mencakup kajian manusia sebagai individu. Artinya bagaimana menjadikan Islam sebagai ruh bagi setiap individu pemeluknya untuk mampu bersaing mengahdapai kompetisi global ini. Sebelum bersaing, tertentu harus pula menjadi individu yang mempunyai etos kerja kuat dan berorientasi pada karya dan produktifitas dan kualitas, prestasi, dan pada akhirnya mampu berkompetisi. (Azizy 2004)
Implementasi praktis dalam konteks pembangunan nasional diharapkan seorang agamawan menjadi mobilisator, komunikator serta evaluator terhadap pembangunan yang sedang berjalan. Para agamawan diharapkan dapat menumbuhkan etos kerja masyarakat sehingga masyarakat berpartisipasi aktif dalam mensukseskan pembangunan bangsa, disini peran sebagai mobilisator. Dalam proses komunikator peran agamawan hendaknya dapat mengkomunikasikan konsep pembangunan yang datangnya dari pengambil keputusan dan sekaligus mengkomunikasikan aspirasi masyarakat kepada pengambil keputusan, sehingga pembangunan nasional diharapkan nantinya tidak hanya memihak kepada kelompok kecil saja tetapi masyarakat banyak. Sebagai evaluator harus bias bersikap kritis terhadap jalannya pembangunan sehingga dapat melakukan kontrol secara obyektif agar arah pembangunan benar-benar sesuai dengan cita-cita yang diinginkan, yaitu kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. (Amin 1995)

Jumat, 08 Agustus 2008

Kembali Ke Desa Dengan KKN

Sebagaimana kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)pada tahun-tahun sebelumnya, kali ini UNIPDU akan menempatkan kurang lebih 98 mahasiswanya yang akan dimulai pelaksanaannya pada tanggal 11 Agustus 2008, untuk mengabdikan diri pada beberapa desa di kecamatan Sumobito. Dengan mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Peningkatan Potensi SDM", diharapkan mahasiswa bisa sebagai fasilitator maupun kemitraan untuk bersama-sama dengan masyarakat membangun desa.
KKN adalah bentuk dari pengabdian masyarakat yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan tinggi dalam bentuk kegiatan pengamalan ilmu,teknologi dan seni oleh mahasiswa kepada masyarakat di luar kampus yang membutuhkannya.Dalam pelaksanaannya di lapangan, KKN mempunyai ciri-ciri :
1. Interdisipliner dan komprehensif.
Kenyataan bahwa hampir setiap masalah
dalam kehidupan masyarakat mempunyai kaitan
satu dengan yang lain, sehingga pemecahan
dengan pendekatan monodisiplin menjadi kurang
atau tidak efektif. KKN dimaksudkan sebagai
pengisi kekurangan ini, yaitu dengan memberi-
kan pengalaman cara berpikir interdisipliner
dan komprehensif.
2. Berdimensi luas, pragmatis dan praktis
Pelaksanaan KKN bertolak dari permasalahan
nyata di masyarakat dan didekati dengan
menggunakan segala ilmu dan teknologi yang
sudah dan sedang dipelajari mahasiswa di
perguruan tinggi. Dalam ber-KKN mahasiswa
diperbolehkan bahkan didorong untuk mengadakan
kegiatan di luar bidang studinya, akan tetapi
semua yang mereka lakukan harus relevan
dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi
masyarakat.
3. Keterpaduan dharma pendidikan, penelitian
dan pengabdian pada masyarakat.
Melalui KKN mahasiswa mengenal permasalahan
masyarakat dan belajar memecahkannya dengan
pendekatan interdisipliner. Untuk itu maha-
siswa perlu menelaah dan merumuskan masalah
yang dihadapi masyarakat serta memberikan
alternatif pemecahannya (penelitian), untuk
kemudian membantu memecahkan masalah tersebut
dengan menggunakan ilmu pengetahuan, tekno-
logi dan seni yang mereka kuasai (pengabdian
masyarakat).
Oleh karena itu konsep pengabdian masyarakat melalui KKN harus dilihat bagaimana mahasiswa bisa menjadi "agent of change" dalam masyarakat dan bukan sebagai "agent of labor". Pemaknaan itu dapat kita lihat dalam konteks riil sebenarnya bayak sekali program-program yang bisa diberdayakan pada masyarakat desa dan bisa dilakukan oleh mahasiswa sabagai kaum intelektual.

Sabtu, 12 Juli 2008

PENGEMBANGAN ORGANISASI

1. Pengertian Pengembangan Organisasi (OD)
a.Strategi untuk merubah nilai-nilai daripada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi itu adaptif dengan lingkungannya.
b.Suatu penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi.
2. Mengapa Pengembangan Organisasi (OD) Perlu Dilakukan?
Dalam kenyataannya organisasi seringkali terjadi stagnan yang disebabkan keengganan manusia untuk mengikuti perubahan, dimana perubahan dianggap bisa menyebabkan dis equilibrium. Hal ini mengakibatkan patologi dalam organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi, adaptasi, kaderisasi dan inovasi.
Sebab-sebab penolakan/ penentangan terhadap perubahan adalah :
a.Security
Merasa tidak aman dengan kondisi baru yang belum diketahui sehingga perlu penyesuaian.
b.Economic (berkaitan dengan untung rugi)
Organisasi cenderung menolak perubahan karena tidak mau menanggung kerugian dengan adanya perubahan.
c.Psikologis dan budaya/kebiasaan
Ø Persepsi
Persepsi yang salah bisa menjadi sumber terjadinya sikap menentang terhadap perubahan.
Ø Emosi
Emosi akan menimbulkan prasangka sehingga cenderung menolak perubahan.
Ø Kultur
Berguna sebagai dasar dalam menilai hal-hal baru yang diterimanya.
Faktor –faktor penyebab dilakukannya pengembangan organisasi adalah :
a. Kekuatan eksternal
Ø Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi.
Ø Perkembangan IPTEK.
Ø Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi untuk masa depan organisasi.
b. Kekuatan internal
Struktur, sistem dan prosedur, perlengkapan dan fasilitas, proses dan sasaran bila tidak cocok akan membuat organisasi melakukan perbaikan. Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.
Didalam OD terdapat pendekatan integratif yaitu :
a. Adanya organisasi dan manajemen yang terencana ke arah organisasi dan manajemen yang manusiawi.
b. Adanya perkembangan konsepsi latihan kepekaan dan studi laboratorium. Pemikiran ini didahului oleh Kurt Lewin mengenai Counter Group bergeser pda Incounter Group. Hal ini dirasa tidak bisa membantu didalam prakteknya.
c. Pengembangan potensi manusia.
Geseran didalam OD terjadai pada nilai, proses dan teknologi.
a. Geseran / perubahan nilai yang dibawa OD diantaranya adalah:
Ø Penggunaan seluruh sumber-sumber yang tersedia.
Ø Pengembangan potensi manusia.
Ø Efektivitas dan kesehatan organisasi.
Ø Pekerjaan yang menarik dan menantang.
Ø Kesempatan untuk mempengaruhi lingkungan kerja.
Ø Penerimaan terhadap kemanusiaan.
Nilai yang dicari untuk mengembangkan OD adalah nilai yang dianggap tepat, benar dan baik dalam pengelolaan SDM.
b. Geseran proses meliputi:
Ø Proses efektif
Ø Proses manajemen
Ø Proses pelaksanaan kerja
c. Geseran teknologi yang diutamakan adalah teknologi yang bisa menjawab kualifikasi posisi manusia.

3. Karakteristik Pengembangan Organisasi
a. Keputusan penuh dengan pertimbangan.
b. Diterapkan pada semua sub sistem manusia baik individu, kelompok dan organisasi.
c. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi.
d. Kolaborasi.
e. Teori sebagai alat analisis.
4. Langkah-Langkah Pengembangan Organisasi
a. Penilaian keadaan.
b. Pemecahan masalah.
c. Implementasi.
d. Evaluasi.
4.1. ACTION RESEARCH (PENELITIAN TINDAKAN)
Action Research merupakan tindakan pemecahan masalah organisasi yang dilakukan dengan berbasiskan data maupun model-model teori.
A. Tahap Penilaian Keadaan.
Didalam mengembangkan action research pada pengembangan organisasi menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari 4 komponen (Karl Albrecht) yaitu:
1.Sistem sosial
a. Orang-orang yang menjadi anggota organisasi.
b. Kekuatan formal dalam organisasi.
c. Nilai-nilai yang hidup dalam organisasi.
d. Norma-norma.
e. Sistem ganjaran.
f. Iklim sosial.
g. Jaringan komunikasi.
2.Sistem teknik
a. Orang-orang sebagai faktor produksi.
b. Fasilitas-fasilitas yang dipakai dalam faktor produksi.
c. Sumber modal.
d. Bahan mentah.
e. Arus kegiatan/ kerja.
f. Metode dan prosedur kerja.
3.Sistem administrasi
a. Orang-orang yang melakukan aktivitas pekerjaan.
b. Struktur organisasi.
c. Unit-unit yangada dalam organisasi.
d. Media yang digunakan dalam penyampaian informasi.
e. Arus informasi.
4.Sistem strategi
a. Kelompok manajemen puncak.
b. Hubungan hierarkhi.
c. Sistem perencanaan.
d. Petunjuk tertulis tentang prosedur kerja.
e. Sistem informasi manajemen.
Selain 4 komponen pendekatan system diatas, untuk mengadakan penilaian keadaan dapat pula dengan mempertimbangkan gaya kepemimpinan dan pengembangan kelompok.
B.Tahap Pemecahan Masalah
1. Perumusan pemecahan masalah
a. Permasalahan yang hendak dipecahkan dicari gejala permasalahannnya.
b. Apakah yang harus diubah untuk memecahkan permasalahan tersebut.
c. Sasaran apa yang diharapkan dari perubahan dan bagaimana sasaran itu diukur.
2. Peroleh data.
3. Analisa data.
C. Tahap Implementasi
Didalam tahap implementasi ini ada 3 pendekatan yang bisa dilakukan yaitu:
1. Share power (karyawan/ staf dan pimpinan mempunyai posisi yang sama dalam pengambilan keputusan).
2. Delegated (seberapa jauh karyawan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan)
3. Unilateral (tidak melibatkan karyawan)
Sedangkan Albrecht menitik beratkan tahap implementasi pada model “gelandang eksekutif” yaitu yang melakukan pengembangan dalam organisasi adalah pihak eksekutif (top manajer) dimana setiap anggota top manajer harus memberikan perhatian dan tanggungjawab pada pelaksanaan kerja. Tugas dari gelandang eksekutif itu sendiri adalah:
a. menyetujui agar setiap pekerjaan dapat dilaksanakan.
b. Meminta sumbangan pemikiran dari berbagai eksekutif.
D.Tahap Evaluasi
Tujuan :
1. Kesinambungan program.
2. Usaha membandingkan hasil dengan aktivitas yang dilakukan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap evaluasi:
1. Peninjauan Program.
Artinya setiap kegiatan harus dikaitkan dengan keseluruhan program.
2. Menentukan fakta baru.
Artinya harus melihat kembali 4 komponen pendekatan sistem.
Ø Sistem sosial (menyangkut norma dan nilai yang tumbuh dalam organisasi)
Ø Sistem teknik (menyangkut perubahan dan mencari nilai positif dari perubahan).
Ø Sistem administrasi (berkaitan dengan informasi dari pimpinan ke staf/karyawan atau sebaliknya apakah ada hambatan atau tidak).
Ø Sistem strategi.
Keempatnya dikaitkan dengan meningkat atau menurunnya produktivitas sehingga akan dapat diketahui berhasil atau tidaknya tujuan organisasi.
3. Mementingkan yang positif.
4. Lebih memfokuskan pada hal-hal yang sedang berlangsung.
5. Menciptakan penghargaan dan keyakinan bahwa keadaan akan menjadi baik.

Jumat, 04 Juli 2008

MODUL 2
KONSEP INFORMASI
Kegiatan Belajar 1
Definisi Informasi
Terdapat perbedaan tentang pengertian informasi dalam percakapan sehari-hari dengan yang digunakan pada sistem informasi manajemen. Pada sistem informasi, istilah informasi mempunyai karakter tersendiri, diantaranya memiliki nilai dalam prosses pengambilan keputusan. Sehubungan dengan itu informasi dapat diartikan sebagai data mentah, data tersusun, atau kapasitas sebuah saluran komunikasi. Selain itu informasi dapat memperkaya penyajian, atau mempunyai nilai kejutan, yaitu mengungkapkan sesuatu yang penerimanya tidak tahu atau tidak menyangka sebelumnya.
Informasi dapat mengurangi ketidakpastian, karena informasi dapat mengubah kemungkinan-kemungkinan hasil yang diharapkan melalui sebuah keputusan. Berdasar-kan pada hal-hal tersebut di atas, maka informasi dalam SIM dapat didefinisikan sebagai berikut: Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau yang akan datang.
Suatu informasi bisa merupakan bahan jadi bagi pengambil keputusan tahapan tertentu, tetapi bisa pula merupakan bahan mentah bagi pengambil keputusan untuk tahapan berikutnya.
Informasi dalam SIM memiliki ciri-ciri: benar, baru, memiliki nilai tambah, korektif dan penegas
Kegiatan Belajar 2
Informasi dalam Teori Matematis Komunikasi
Sistem matematis komunikasi adalah tingkatan teknis pada sistem informasi yaitu untuk mencapai keakuratan informasi, dengan mengusahakan keterukuran dan kecermatan di dalam prosesnya.
Sistem matematis komunikasi dikembangkan dari sistem komunikasi telepon dan sistem komunikasi teletype.
Segala macam hambatan dan gangguan dihindarkan, atau minimal dikurangi; diantara gangguan itu adalah bising dan distorsi yaitu kegaduhan yang tidak diketahui sumbernya dan yang diketahui sumbernya.
Mengingat keterbatasan manusia dalam pengolahan data yang sangat banyak jumlahnya serta sangat bervariasi, maka diusahakan penyederhanaan dengan beberapa metode. Di antaranya klasifikasi dan kompresi yaitu mengadakan penggolongan dan pemampatan (pemadatan); peringkasan dan penyaringan keorganisasian yaitu mengelompokan data ke dalam satu periode atau satu lingkungan geografis, serta mengadakan tertib organisasi agar tidak terjadi pengambilan keputusan oleh yang bukan haknya.
Hal-hal lain yang berhubungan dengan sistem matematis komunikasi yaitu adanya entropi dan redundansi. Informasi adalah fungsi entropi karena mengurangi keraguan dan ketidakpastian. Dan dalam saluran informasi biasa terjadi redundansi atau kelebihan kelebihan yang dapat digunakan untuk pengendalian kesalahan akibat adanya bising dan distorsi.
Kegiatan Belajar 3
Mutu Informasi
Peningkatan kualitas dan kuantitas dari informasi berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tetapi yang lebih penting lagi adalah peningkatan kualitasnya atau peningkatan mutunya. Yang mengganggu mutu informasi adalah adanya bias atau kesalahan, sepanjang bias itu tidak seberapa menyimpang, penerima atau pemakai informasi bisa menyesuaikannya. Tapi yang lebih sulit lagi adalah mendeteksi adanya bias tadi dan seberapa menyimpang biasnya. Bias atau kesalahan informasi diantaranya disebabkan oleh kesalahan dalam: metode pengukuran, tidak mengikuti prosedur, data yang hilang, penggunaan file, dan lain-lain.
Penanggulangan kesalahan ditanggulangi dengan cara pengendalian intern, petunjuk-petunjuk bagi penerima supaya dapat melakukan penyesuaian.
Hal lain yang mengganggu mutu informasi adalah usia informasi. Oleh karena itu perlu dipelajari tentang usia informasi dalam hal, usia informasi minimal, usia informasi rata-rata, usia informasi maksimal, baik untuk informasi kondisi, maupun untuk informasi operasi.
Kegiatan Belajar 4
Konsep Informasi yang diterapkan pada Sistem Informasi
Berbagai konsep informasi atau teori-teori informasi telah kita pelajari bersama, seperti: teori matematis informasi, reduksi data, mutu informasi, dan usia informasi. Pada bagian ini dikemukakan bagaimana peristiwanya (bermanfaat atau tidak) bila konsep-konsep informasi tersebut diterapkan pada rancangan sistem informasi. Teori matematis informasi akan relatif lebih mudah apabila diterapkan kepada sistem informasi yang hanya menggunakan komputer, tetapi menjadi rumit apabila telah melibatkan manusia, karena karakter manusia yang tak dapat diukur dengan pasti dan selalu berubah-ubah.
Setiap sistem informasi akan selalu melibatkan manusia, disamping mesin. Teori matematis informasi hanya bermanfaat bila digunakan dalam pengambilan yang banyak pilihan; jadi kalau tak ada pilihan, adalah sia-sia untuk menggunakan teori matematika informasi agar penemuan informasi dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, maka ia harus memahami nilai-nilai yang dimiliki informasi. Sehingga dengan demikian selain si penerima dapat memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, juga dapat menambah wawasan si penerima itu sendiri, sehingga tidak ada keragu-raguan terhadap pilihan keputusannya.

MODUL 3
MANUSIA SEBAGAI PENGOLAH INFORMASI
Kegiatan Belajar 1
Model dasar
Fungsi dan peranan manusia dalam sistem informasi manajemen tidak kalah pentingnya dengan peranan sistem komputer, bahkan sangat menentukan dalam keakuratan dan kecepatan informasi. Namun demikian manusia akan terikat oleh keterbatasan kemampuannya, baik kemampuan alat inderanya sebagai penerima rangsangan informasi, kemampuan syaraf penyampai sebagai saluran, maupun otaknya sebagai pengolah dan penyimpan informasi. Oleh karena keterbatasan ini, maka timbul fungsi penyaringan di dalam saluran informasinya yang mengadakan seleksi dan penyederhanaan terhadap berbagai rangsangan informasi yang diterimanya, sehingga kelebihan beban yang terlalu berat dapat dihindari.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa fungsi pengolah dan penyimpan informasi memiliki kemampuan sebatas beban maksimal, dan jumlah keluaran tanggapannya pun sebatas beban maksimal itu pula atau lebih sedikit.
Disamping manfaatnya, penyaringan pun mempunyai kelemahan-kelemahan, karena akan dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang ada di lingkungannya, seperti: latar belakang pengalaman, dan situasi dengan tekanan-tekanan tertentu. Seringnya mengguna-kan fungsi penyaringan yang kurang tepat, lama kelamaan akan menjadi pola tertentu dalam pengolahan informasi. Pola tersebut akan memungkinkan kesalahan persepsi terhadap suatu informasi, yang akhirnya informasi yang biasanya menghilangkan keragu-raguan, justru jadi menambah keragu-raguan.
Kegiatan Belajar 2
Model Newel-Simon tentang manusia sebagai Pengolah Informasi
Allen Newell dan Herbert. A. Simon membuat. model pengolahan sistem informasi manusia yang dianalogikan dengan sistem informasi komputer, model tersebut dikenal dengan "model Newell-Simon". Di dalam model tersebut sistem pengolahan pada manusia yang terdiri dari: ingatan jangka pendek, pengolahan dasar, dan penafsir dibantu oleh ingatan jangka panjang dan ingatan luar. Ingatan jangka panjang dapat menangkap rangsangan yang cepat dan banyak, serta cepat dalam menampilkannya kembali. Ingatan jangka pendek hanya sedikit dapat menangkap rangsangannya, dan kurang tahan lama dalam menyimpan ingatannya.
Ingatan luar adalah alat-alat bantu yang di luar pengolah, untuk membantu sistem pengolahan; alat-alat ini berupa kertas, papan tulis atau tabung gambar.
Berdasarkan kemampuannya, ingatan jangka panjang dapat disamakan dengan sistem penyimpanan pada komputer, ingatan jangka pendek dapat disamakan dengan sistem pencatatan atau penyimpanan sementara (register pad).
Sistem pengolahan informasi manusia bekerja secara serial, sedangkan sistem pengolahan informasi komputer bisa serial dan bisa paralel, oleh karenanya komputer dianggap lebih mampu daripada manusia.
Dalam menghadapi persoalan, untuk pemecahannya manusia biasa merumuskannya (identifikasi masalah). Persoalan yang dihadapi menurut istilah Newell-Simon disebut lingkungan tugas (task environment) dan identifikasi persoalan disebut ruang persoalan (problem space)
Ruang persoalan atau cara manusia mengidentifikasi persoalannya akan dipengaruhi oleh kebiasaan, dugaan, dan sikap mental.
Kegiatan Belajar 3
Keterbatasan kemampuan Manusia sebagai Pengolah Informasi
Mengingat jumlah data yang banyak dan sangat bervariasi serta keterbatasan kemampuan manusia, maka sering dilakukan pemampatan atau peringkasan data. Meskipun ada peningkatan terhadap prestasi keputusan, tetapi para pengambil keputusan merasa kurang yakin terhadap apa yang diputuskannya. Banyak peristiwa yang merugikan pada sistem informasi manajemen yang disebabkan oleh kekurangyakinan petugas pengolah data terhadap pelaksanaan tugasnya. Mereka meragukan apakah pekerjaannya telah dilaksanakan atau belum. Peristiwa tersebut terjadi karena tidak adanya mekanisme umpan batik yang memberi isyarat bahwa pekerjaanya telah dilaksanakan. Oleh karena itu mekanisme umpan batik perlu diadakan seperti yang telah dilakukan pada sistem komputer. Secara tidak disadari mekanisme sehari-hari antar manusia, seperti: anggukan kepala, ucapannya atau tangan yang diangkat untuk mengisyaratkan bahwa pesan telah diterima.
Para pengambil keputusan kadang-kadang mengumpulkan data yang sebanyak-banyaknya, padahal data yang benar-benar diperhatikan untuk pengambilan keputusan itu hanya sebagian. Hal ini cenderung rnerupakan tanggapan psikologis dari pada ekonomis, oleh karenanya dilihat dari keorganisasian hal ini merugikan, sebab adanya penyimpanan dan pengolahan yang sia-sia.

MODUL 4
KONSEP SISTEM DAN SISTEM INFORMASI
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Sistem, Jenis-jenis Sistem dan Sistem Manusia/ mesin
Sistem informasi dengan pendekatan sistem manusia/mesin akan memadukan dua unsur, yaitu unsur manusia dengan unsur mesin. Sistem manusia merupakan sistem terbuka dan probabilistik, sedangkan sistem mesin atau komputer merupakan sistem relatif tertutup dan deterministik.
Dengan memadukan dua sistem dengan karakter yang berbeda; maka akan terjadi saling mengisi dan saling melengkapi, sehingga bila salah satu sistem tidak ada, sistem informasi tidak akan jalan; meskipun dalam pelaksanaannya terdapat berbagai jenis kombinasi dari kedua unsur tersebut.
Untuk lebih memahami karakteristik sistem dengan segala seluk-beluk yang terdapat di dalamnya, dilakukan dengan pengunsuran (factoring), dengan demikian akan dapat diketahui sampai bagian-bagian yang sekecil-kecilnya. Dalam menganalisis sistem yang besar dengan jumlah subsistem dan interface yang sangat banyak, akan sangat rumit dilakukan, Untuk menyederhanakan sistem yang besar itu biasa dilaksanakan dengan simplifikasi dan pemisahan
Kegiatan Belajar 2
Pengendalian dalam sistem
Keluaran dari sebuah sistem kadang-kadang tidak sesuai dengan keluaran yang semestinya (standar), hal ini membutuhkan pengendalian melalui sistem umpan balik untuk mencari gangguan-gangguan yang menghambat, sehingga terjadi hal seperti itu.
Agar sistem umpan balik itu dapat berjalan baik maka sistem harus memiliki standar keterukuran keluaran, sensor yang dapat menangkap kondisi setiap keluaran, alat yang dapat membandingkan keluaran yang terjadi dengan keluaran standar, serta alat yang bergerak mengoreksi masukan. Oleh karena sistem keorganisasian mempunyai sifat terbuka, berbagai kemungkinan gangguan bisa terjadi dan tidak terduga. Mengingat hal itu manajer harus mampu dan siap menghadapi segala kemungkinan gangguan dalam hal inilah berlaku "hukum variasi kebutuhan pengendalian". Tentu saja tidak seluruh tanggapan korektif dari sistem umpan balik harus diterima, hal ini akan tergantung kepada kepentingan organisasi, karena itu berlaku fungsi penyaringan. Artinya hal-hal yang tidak prinsipil dan tidak terlalu mengganggu jalannya organisasi tanggapan korektif bisa diabaikan.
Kegiatan Belajar 3
Konsep sistem diterapkan pada sistem Informasi Manajemen
Dalam sistem informasi manajemen, selain terdapat subsistem masukan, subsistem pengolahan, dan subsistem keluaran, terdapat pula subsistem penyimpanan data yang biasa disebut data file storage atau data base. Hal ini disebabkan dalam sistem informasi manajeman data yang terkumpul sekarang diolah sekarang, tidak selamanya digunakan sekarang, tetapi akan digunakan sesuai dengan kebutuhannya dan pada waktu yang berlainan.
Meskipun sebuah sistem merupakan kerjasama terpadu, sehingga menampakkan diri dalam bentuk tunggal, tetapi dalam kenyataannya merupakan sesuatu yang rumit yang terdiri dari berbagai subsistem yang masing-masing mempunyai rincian fungsi tertentu dan jalinan hubungan tertentu. Dengan adanya pembagian sistem menjadi beberapa subsistem serta masing-masing subsistem memiliki fungsi tertentu, maka hal yang demikian akan merupakan unit-unit kerja yang mudah ditangani. Setiap subsistem akan berhubungan secara tepat, saling mengisi dan bekerja sama secara utuh.
Dalam merencanakan sebuah sistem, fungsi subsistem, letak subsistem, jalinan hubungannya harus jelas. Kadang-kadang untuk sementara waktu ada subsistem yang tidak terinci fungsinya, hal itu biasa disebut "kotak hitam" atau "black box'. Pada pengembangan sistem selanjutnya hal itu akan diselesaikan atau diperincian fungsinya oleh pinganalisis sistem, ia akan bekerja sama dengan departemen lain yang ada hubungannya.

MODUL 5
TEORI MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN SISTEM INFORMASI
Kegiatan Belajar 1
Struktur Organisasi dan Teori Manajemen
Organisasi merupakan alat yang digunakan manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Keberhasilan organisasi merupakan gabungan antara kemahiran manajerial dan keterampilan teknis para pelaksana kegiatan operasional. Mahajemen selalu berkaitan dengan kehidupan organisasi. Tujuan mempelajari organisasi pada umumnya untuk memperbaiki antar hubungan manusia, perilaku organisasi berusaha menoong manusia dan organisasi agar dapat saling berhubungan secara lebih efektif.
Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen diibaratkan darah yang mengalir pada tubuh manusia, yang penerapannya sangat situasional tergantung dari situasi dan kondisi serta kekhasan dari organisasi yang memakainya.
Manajemen terdiri dari fungsi-fungsi berupa perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pengkoordinasian, pengarahan dan pengendalian adalah menyangkut kegiatan pembentukan struktur, pengambilan keputusan dan interaksi manusia.
Kegiatan Belajar 2
Model Pengolahan Informasi untuk menjelaskan Struktur Organisasi
Proses pengorganisasian harus ditata dari berbagai segi yang menyangkut jaringan informasi yang diperlukan oleh organisasi. Jaringan informasi itu hanya berguna bila dimanfaatkan secara tepat oleh semua pihak yang berhak memanfaatkannya.
Kegiatan pembentukan struktur meliputi perumusan persoalan yang akan dipecahkan, menyusun prioritas atas berbagai kegiatan, mendefinisikan batas-batas bagi penecahan yang akan dikerjakan dan seterusnya.
Kebutuhan sebuah informasi untuk mengolah informasi (banyaknya informasi) adalah sebuah fungsi dari faktor-faktor ketidakpastian tugas, banyaknya unsur relevan untuk pengambilan keputusan dan saling ketergantungan unit keorganisasian.
Beberapa hal yang diidentifikasi merupakan tanggapan keorganisasian atas kebutuhan pengolahan informasi adalah prosedure pengoperasian dan aturan keputusan, hirarki wewenang, sub-sistem mandiri, sumberdaya lentur, struktur mandiri, sistem informasi vertikal dan bentuk keorganisasian lateral.
Kegiatan Belajar 3
Interaksi Manusia dalam Organisasi
Interaksi manusia sangat dirasakan penting didalam suatu organisasi. Pengaruh berbagai pola kehidupan manusia yang berbeda atas produktivitas tergantung pada beberapa faktor. Kepuasan bekerja akan lebih terlihat atau dirasakan lebih tinggi bila manajemen yang supportif partisipatif.
Penetapan tujuan merupakan unsur terpenting dalam manajemen. Tujuan-tujuan tersebut harus merupakan hasil musyawarah antar individu dalam kelompok yang masing-masing anggota yang memiliki tujuan sendiri. Perencanaan harus dijalankan pada semua tinggat organisasi. Perencanaan tersebut dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis yaitu: strategis, taktis dan operasional. Pengendalian dilaksanakan melalui suatu mekanisme umpan balik.
Loop umpan balik pengendalian merupakan dasar bagi perencanaan sistem informasi. Pengendalian manusia akan cenderung menjadikan sistem yang tertutup. Sedangkan sistem manusia dan mesin merupakan suatu upaya untuk memanfaatkan sifat yang terbaik dari kedua unsusr tesebut

MODUL 6
NILAI INFORMASI BAGI PENGAMBIL KEPUTUSAN
Kegiatan Belajar 1
Nilai Informasi yang Tepat
Untuk pengambilan keputusan sering dibutuhkan proses yang cepat dan kadang-kadang hanya berdasarkan pada dugaan-dugaan serta informasi apa adanya. Keputusan seperti itu biasanya hasilnya kurang menguntungkan seperti apa yang dibarapkan, dan kita akan mencari informasi yang lebih lengkap atau informasi tambahan untuk memperbaiki keputusan yang lalu, sehingga keputusan yang sekarang akan lebih baik dan lebih menguntungkan.
Informasi tambahan yang menyebabkan perilaku keputusan menjadi lebih baik itu disebut informasi tepat. Informasi ini memiliki nilai karena menyebabkan perilaku keputusan menjadi lebih menguntungkan, oleh karena itu disebut nilai informasi tepat. Besar nilai informasi tepat adalah perbedaan hasil keputusan baru dengan hasil keputusan lama dikurangi biaya untuk mendapatkan informasi itu. Dalam pengambilan keputusan, biasa dilakukan pemilihan dari beberapa strategi yang dihadapkan kepada satu jenis kondisi atau beberapa kondisi yang harus diperhitungkan.
Cara menghitung nilai informasi tepat dari pengambilan keputusan yang berdasar kepada pemilihan beberapa strategi dengan satu jenis kondisi berbeda dengan menghitung nilai informasi tapi dari pengambilan keputusan yang berdasar kepada pemilihan beberapa strategi dengan beberapa jenis kondisi. Perhitungan atas nilai informasi tepat sangat bermanfaat untuk menghilangkan pemborosan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan informasi bagi pengambilan keputusan.
Kegiatan Belajar 2
Informasi sampel dan analisis Baysian
Setiap organisasi baik badan usaha maupun bentuk-bentuk badan lainnya akan dikelilingi oleh berbagai macam kondisi. Kondisi-kondisi itu memiliki karakter yang sangat rumit dan mengandung hal-hal yang tidak pasti.
Dalam kondisi seperti itu para pengambil keputusan akan mengalami kesulitan dalam menentukan angka probabilitas secara tepat, sedangkan pengambilan keputusan harus segera dilaksanakan. Untuk mengatasi hal ini pengambil keputusan akan menggunakan angka sementara yang diduga mendekati ketepatan, angka seperti ini disebut angka praprobabilitas dan harus diperbaiki untuk keputusan-keputusan selanjutnya. Untuk memperbaiki angka praprobabilitas menjadi angka probabilitas yang sebenarnya akan membutuhkan informasi tambahan yang jumlahnya mungkin sangat banyak. Untuk menghemat waktu dan biaya maka informasi tambahan tidak harus melalui populasi keseluruhannya, tetapi cukup dengan melalui sampel dari populasi tersebut, asalkan populasinya berdistribusi normal.
Populasi yang berdistribusi normal adalah peningkatan peristiwa berurutan dengan simpangan baku yang relatif tetap.
Kegiatan Belajar 3
Nilai Informasi dalam data yang berdistribusi normal
Dalam dunia usaha, keputusan-keputusan yang didasarkan kepada taksiran sudah biasa dilakukan, misalnya taksiran tentang besarnya penjualan titik impas; yaitu berapa jumlah barang yang harus dijual agar perusahaan tidak merugi, tetapi belum mendatangkan keuntungan. Setelah titik impas diketahui, perusahaan akan mencari informasi tepat untuk pengambilan keputusan tentang berapa jumlah barang yang harus dijual agar perusahaan mendapat keuntungan seperti yang diharapkan.
Manfaat lainnya dari penjualan titik impas, adalah sementara perusahaan tidak mengharapkan keuntungan. Yang diharapkan adalah agar barang itu laku sebagai perkenalan kepada masyarakat. Informasi tepat tentu saja memiliki nilai, sebab dengan keputusan yang didasarkan kepada informasi tersebut, perusahaan akan mendapat keuntungan.
Untuk menghitung berapa nilai informasi tepat harus digunakan rumus : D =B-X /óxserta dengan menggunakan tabel khusus, yang disebut tabel : Unit Normal Loss Integral
Kegiatan Belajar 4
Evaluasi Rancangan Keputusan untuk nilai informasi
Sebagian orang beranggapan bahwa pengambilan keputusan yang baik harus didukung oleh informasi yang sangat banyak. Padahal tidak demikian halnya; pengambil keputusan yang berpengalaman dan berpengetahuan yang luas akan menggunakan informasi yang memadai untuk keputusannya. Artinya hanya akan mencari informasi yang benar-benar sesuai dengan keputusannya, dan informasi yang kurang diperlukan tidak akan diambilnya. Dengan demikian pengambil keputusan tidak melakukan pemborosan pembiayaan dalam mendapatkan informasi atau biaya untuk informasi dilaksanakan secara rasional dan terarah. Dengan kata lain pengambil keputusan tadi telah melaksanakan "rancangan keputusan yang tepat terhadap nilai informasi".
Untuk menyederhanakan pekerjaan dan analisis biaya yang tepat, sebaiknya informasi itu dibuat dalam bentuk matriks, setelah lebih dulu ditentukan topik-topik informasi itu serta kondisi yang menyertainya.
Cara lain yang dapat menyederhanakan pekerjaan dan sekaligus dapat menghemat biaya adalah pengambilan informasi melalui sampel, asal benar-benar sampel itu mewakili populasi

MODUL 7
KEPUTUSAN BERDASARKAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Kegiatan Belajar 1
Konsep Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam manajemen memegang peranan penting, karena keputusan yang diambil oleh seorang manajer merupakan hasil akhir yang harus dilaksanakan oleh mereka yang tersangkut dalam organisasi. Pengambilan keputusan diperlukan disemua tingkat administrastor dalam organisasi.
Pengambilan keputusan pada hakikatnya adalah pemilihan alternatif yang paling kecil resikonya, untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian organisasi. Dalam prosesnya terdapat tiga kekuatan yang selalu mempengaruhinya yaitu, dinamika individu, dinamika kelompok dan dinamika lingkungan.
Untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis keputusan tersebut. Hal ini akan mempermudah kita dalam memperkirakan informasi yang bagaimana yang diperlukan, dari mana sumbernya, bagaimana memperolehnya, sehingga keputusan yang diambil benar-benar merupakan yang terbaik demi lancarnya roda organisasi.
Kegiatan Belajar 2
Konsep Pengambilan Keputusan berdasarkan Sistem Informasi
Proses pengambilan keputusan dapat diuraikan menjadi tiga tahap pokok: penyelidikan untuk mencari persoalan, perancangan untuk menganalisa persoalan dan menciptakan pemecahan yang layak dan pemilihan untuk memilih antara alternatif dan melaksanakan pilihan tersebut.
Langkah-langkah proses pengambilan keputusan dengan mempergunakan teknik ilmiah terdiri dari: identifikasi masalah, pengumpulan data, analisa data, penentuan alternatif, pelaksanaan alternatif dan penilaian, yang semuanya itu untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.
Perbedaan dalam pengambilan keputusan untuk keputusan keputusan dalam keadaan kepastian, risiko dan ketidakpastian menunjukkan perlunya beberapa model keputusan bagi SIM.

MODUL 8
MODEL-MODEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kegiatan Belajar 1
Model-model Pengambilan Keputusan
Adalah suatu kenyataan dimana pengambilan keputusan sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi. Dalam hal ini diperlukan pendekatan yang seimbang dan cara penilaian yang profesional. Penilaian itu penting untuk mengetahui apakah keputusan yang diambil itu sudah baik dengan kata lain sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi. Terdapat dua cara dalam melakukan penilaian yaitu penilaian yang menggunakan pendekatan yang sifatnya pragmatis dan penilaian yang menggunakan pendekatan yang sifatnya prosedural.
Terdapat berbagai model dan teknik pengambilan keputusan yang telah dikembangkan oleh para ahli. Diantaranya adalah model optimasi, model satisficing, model mixed scanning dan model heuristic, yang kesemuanya akan membantu para pengambil keputusan untuk menentukan keputusan yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi serta keadaan organisai yang mereka pimpin.
Dengan disajikannya berbagai model dan teknik pengambilan keputusan tersebut, itu menunjukkan bahwa memang beraneka ragam pilihan yang tersedia. Namun yang harus diperhatikan tidak ada satu pun model yang cocok digunakan untuk mengatasi semua jenis situasi problematika yang dihadapi oleh organisasi. Disinilah dituntut kemahiran yang perlu dikembangkan oleh para pengambil keputusan yaitu memilih secara tepat satu atau gabungan beberapa model dan menyesuaikan dengan tuntutan situasi yang dihadapi.
Kegiatan Belajar 2
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
Salah satu tolok ukur utama yang biasa digunakan untuk mengukur efektivitas kepemimpinan seseorang yang menduduki jabatan pimpinan dalam suatu organisasi ialah kemampuan dan kemahirannya dalam mengambil keputusan. Selain itu efektivitas kepemimpinan seseorang diukur dari kecekatan dan kemampuan mengambil keputusan yang rasional, logis berdasarkan daya pikir yang kreatif dan inovatif, digabung dengan pendekatan yang intuitif dengan memanfaatkan berbagai pelajaran yang diperolah dari pengalaman
Oleh karena itu berbagai model, metode dan teknik pengambilan keputusan harus dikuasai oleh orang-orang yang menduduki jabatan pimpinan apa pun bentuk, jenis, dan ukuran organisasi yang dipimpinnya. Model dan teknik pengambilan keputusan yang telah dikembangkan oleh para ahli dan sering dipergunakan dalam bentuk, jenis, dan ukuran organisasi dewasa ini adalah model optimasi, satisficing, mixed scaning dan heu-ristic
Berdasarkan penelitian tentang teknik-teknik pengambilan keputusan nenunjukkan bahwa pada dasarnya ada dua kelompok teknik yang biasa digunakan yang pertama adalah teknik-teknik pengambilan keputusan yang bersifat kuantitatif dan yang kedua adalah kelompok teknik pengambilan keputusan yang tidak bersifat kuantitatif. Beberapa teknik yang termasuk dalam kelompok kedua ini adalah brainstorming, synetics, consensus thinking, delphi, fish bowling, didactic interaction, dan collective bargaining

MODUL 9
ANALISIS KEPUTUSAN DAN ALAT-ALAT BERTANYA
Kegiatan Belajar 1
Model Pengambilan Keputusan
Pada mulanya baik perorangan maupun organisasi dalam pengambilan keputusan dilaksanakan dengan secara coba-coba tanpa perhitungan yang matang, atau hanya mengandalkan kreativitas dan intuisi pihak-pihak yang bersangkutan.Tetapi semakin lama masalahnya semakin rumit, dan semakin banyak mengandung ketidakpastian, maka para pengambil keputusan tidak main coba-coba lagi. Mereka tidak mau menghadapi risiko kerugian, apalagi kerugian yang menimpa organisasi, berarti kerugian yang melibatkan banyak orang.
Dalam situasi seperti itu timbul para ahli yang menciptakan model untuk membantu para manajer dalam mengambil keputusannya. Dengan menggunakan model, peng-ambilan keputusan dilakukan dengan penuh perhitungan, sehingga segala sesuatunya ter-ukur secara cermat, dengan demikian semua kendala yang mungkin menghambat bisa diduga dan kemungkinan penanggulangannya dapat diciptakan pula.
Diantara model-model dan teknik pengambilan keputusan itu adalah model matematikal, model kualitatif, teknik keputusan statistikal, gime theory; dan keputusan kriteria ganda. Semua model dan teknik pengambilan keputusan tersebut disamping banyak manfaatnva, terdapat pula kelemahan-kelemahannya, oleh karenanya para peng-ambil keputusanlah yang harus mempertimbangkannya dan mampu menggunakannya pada situasi yang sesuai.
Selain itu model-model dan teknik-tentik keputusan hanya merupakan alat bantu, dan bukan merupakan obat mujarab sehingga penggunaannya harus digabung dengan kreativitas dan inovasi dari para pengambil keputusan.
Kegiatan Belajar 2
Analisis Sistem dan analisis Keputusan
Untuk keputusan-keputusan besar yang masalahnya sangat rumit dan penuh ketidakpastian, perlu dilaksanakan usaha perincian atau penjabaran masalah, sehingga kondisi dan situasi dapat terstruktur dengan jelas. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui analisis sistem dan analisis keputusan. Keuntungan dari analisis sistem adalah interaksi dari berbagai komponen atau bagian-bagian dari masalah dapat tampak dengan jelas.
Analisis keputusan merupakan gabungan dari pendekatan sistem dengan pendekatan matematis, keuntungannya selain masalah dapat terstruktur, juga dapat terukur secara kuantitatif; dengan demikian masalah menjadi lebih jelas, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik.
Pihak-pihak yang terlibat dalam analisis keputusan adalah: pengambil keputusan itu sendiri, tenaga ahli, dan tenaga analisis dengan keahlian dan perannya masing-masing.
Salah satu bentuk dari analisis keputusan yang sering digunakan adalah "pohon keputusan", yang merupakan visualisasi alternatif pemecahan masalah, berupa gambaran pohon dengan cabang-cabangnya. Dengan "pohon keputusan" akan tampak pilihan keputusan yang diambil, dan diikuti oleh konsekuensinya.
Kegiatan Belajar 3
Kelebihan dan kekurangan dari analisis Keputusan
Segala alat bantu untuk pengambilan keputusan, tidak seluruhnya mengandung kebaikan, artinya banyak kelebihannya tetapi ada pula kekurangannya: begitu pula dengan analisis keputusan. Beberapa kelebihan dari analisis keputusan, antara lain dapat mendefinisikan masalah dengan jelas dan eksplisit, sistematis, logis, dan pandangan dari pihak-pihak lain dapat ditampung.
Sedangkan kekurangan-kekurangannya antara lain memerlukan waktu yang memadai, sehingga tidak mungkin untuk keputusan yang segera, mengabaikan data kualitataif dan menuntut pengintegrasian dari berbagai pihak
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bila menginginkan pekerjaan analis berhasil; yaitu : analis harus memperoleh kepercayaan sepenuhnya dari manajer, harus bersedia menyesuaikan model dengan keputusan pengambil keputusan, manajer harus memberikan semua informasi yang dimiliki, dan kehadirannya harus benar-benar dikehendaki oleh organisasi. Menggunakan atau tidaknya analisis keputusan akan bergantung kepada karakteristik masalahnya; apakah masalahnya besar dan rumit, atau kecil dan sederhana.
Tentu saja masalah yang sederhana tak usah menggunakan analisis keputusan
Kegiatan Belajar 4
Pemanfaatan Teknologi dalam Pengambilan Keputusan
Kemampuan manusia sangat terbatas tentang pengetahuannya atas masa depan, karena kehidupan yang akan datang penuh ketidakpastian. Oleh karena itu apapun pengambilan keputusan, selalu ada saja risikonya.
Untungnya berkat kemajuan di bidang teknologi, sehingga dapat terciptanya alat canggih, terutama dalam hal komputer, yang dapat meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
Pendekatan heuristik adalah usaha penggabungan antara kemampuan komputer dengan keterampilan manusia dalam memecahkan masalah-masalah yang tidak berstruktur.
Pada mulanya komputer diprogram untuk meniru manusia dalam mengambil keputusan; kemudian dicobakan kepada pemecahan suatu masalah, apabila mengalami kegagalan, programnya diperbaharui dan ditambah dengan hal-hal yang baru. Begitulah seterusnya, gagal perbaiki, gagal perbaiki, sehingga akhirnya ditemukan program yang hampir memadai. Disebut hampir memadai, karena memang tidak bisa benar-benar. memadai, kemampuan mesin pun terbatas ada hal-hal yang tidak dapat dikerjakannya, dan hal itu harus dikerjakan oleh manusia. Jadi kedudukan manusia sebagai pengambil keputusan tetap ia memiliki peranan yang menentukan, komputer dan perlengkapan lainnya hanya sebagai alat bantu saja.
Penemuan terakhir adalah Decission Support Sistem (DSS) yaitu Sistem Pendukung Keputusan yang fungsinya melengkapi SIM
Dengan adanya DSS lebih jelas lagi bahwa mesin harus menyesuaikan dengan kebutuhan manajer, dan bukan manajer yang harus beradaptasi kepada mesin

Rabu, 25 Juni 2008

MOTIVATION CORNER

KIAT SUKSES MAFIA (MAHASISWA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI) UNIPDU

Bukan suatu ironisme lagi bila sebagian besar mahasiswa FIA UNIPDU mengakui jika menjadi mahasiswa FIA UNIPDU bukanlah impian mereka sejak awal. Apalagi untuk mereka yang punya life style ikut-ikutan memburu gengsi terhadap disiplin ilmu tertentu yang dipandang cukup populer, maka jadilah FIA alternatif pilihan paling akhir. Demikian terpurukkah gengsi FIA di mata mahasiswanya sendiri ?
2 (dua) periode sudah Fakultas Ilmu Administrasi UNIPDU melepas putra putrinya tepatnya pada saat acara pengukuhan wisuda sarjana yang diadakan setiap satu tahun sekali. Berbagai gejolak tentunya mengharu biru dalam diri alumni paling tidak selama empat tahun mereka telah merasakan suka duka sebagai mahasiswa di lingkungan FIA UNIPDU. Tapi benarkah perjuangan telah usai ? Cukupkah bekal mereka dengan sekian SKS yang terselesaikan dengan baik, IP kumulatif yang diraih dengan sangat memuaskan ditambah lagi gelar S.Sos yang bertengger dengan manis di belakang nama mereka ? Pada kenyataannya saat itu mereka memasuki perjuangan baru yang jauh lebih rumit dan kompleks. Bukan tidak mungkin peran dewi fortuna akan mewarnai keberhasilan di masa mendatang dengan bekal yang dimiliki. Padahal tidak sedikit dari mahasiswa yang berpendapat bahwa kurilulum FIA terlalu berbau teoritis, kurang aplikatif sehingga mereka cenderung apatis dengan kompetisi yang dihadapi nanti. Ditambah lagi persepsi masyarakat yang memandang FIA begitu rancu dengan disiplin ilmu lain dalam tubuh ilmu sosial sendiri walaupun diakui kalau ilmu administrasi mempunyai keunggulan komparatif tersendiri sebagai pembeda.
Penetapan kurikulum di FIA UNIPDU didasarkan pada kurikulum nasional dan kurikulum lokal termasuk di dalamnya KKN, skripsi, mata kuliah konsentrasi maupun muatan institusi yang disesuaikan dengan visi dan misi UNIPDU yang berfungsi memperbaiki mutu lulusan. Sebenarnya teori-teori yang diberikan di FIA sudah sesuai dengan tuntutan pasar, target pasar dan segmen pasar kita juga jelas, begitu pula dari kacamata keilmuan FIA (Fakultas Ilmu Apa saja) adalah fakultas yang lulusannya mempunyai banyak job atau prospek kerjanya sangat luas baik di sektor publik maupun bisnis. Cuma karena secara positioning kita yang belum mantap di mata masyarakat (kecenderungan masyarakat berpikir sempit terhadap ilmu administrasi), sehingga banyak di antara job-job FIA yang diambil fakultas lain. Oleh karena itu diharapkan sebaiknya sejak masih menjadi mahasiswa, para alumni bisa mengembangkan profesionalisme “know what to do and how to do it right” (tahu melakukan apa dan bagaimana melakukan itu dengan benar). Adapun pengembangan profesionalisme bisa dilakukan antara lain dengan :
1. Mengikuti secara terus menerus informasi tentang dinamika pasaran kerja dalam rangka mengidentifikasi segmen-segmen pasar kerja dan area fungsional profesi ilmu administrasi. Pengidentifikasian ini sudah pasti didasarkan pada dasar fungsional, bukan terlalu ditumpukan pada dasar lokasi/organisasi. Jadi dikotomi administrasi publik maupun administrasi bisnis (bahkan dikotomi sosial dan eksakta) jangan dilihat sebagai suatu harga mati.
2. Pengembangan kompetensi profesional dengan mengkaitkannya sesuai bidang aplikasi dalam domain profesi ilmu administrasi (pelaksanaan fungsi manajemen). Salah satu hal yang penting adalah mengembangkan kapabilitas individu yang merupakan keseimbangan antara intelektual dan instrumental, atau dalam tinjauan psikologis disebut sebagai harmonisasi antara IQ dan EQ. Pengembangan kapabilitas individu perlu juga didukung dengan ketrampilan seperti komputer, bahasa inggris maupun akuntansi.
3. Menguasai human relation dengan baik, dimana ini dapat diraih dengan banyak mengikuti diskusi maupun berorganisasi. Ketika memasuki FIA sebenarnya mahasiswa harus menjadikan organisasi mau tidak mau sebagai hobby. Bila naluri berorganisasi tertanam kuat maka peluang menjadi penganggur itu sedikit
4. Mampu memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan yang ada.
Dengan beberapa langkah pengembangan profesionalisme di atas, maka mahasiswa FIA tidak perlu pesimis untuk menghadapi persaingan dengan disiplin ilmu apapun terutama keilmuan yang identik dengan FIA yaitu ekonomi (administrasi bisnis) maupun ilmu pemerintahan (administrasi negara). Yang terpenting mempersiapkan diri dan memahami sebaik-baiknya apa yang diajarkan pada fakultas ini. Untuk itu kita harus menguasai spesialisasi yang kita dapat sampai hal yang sekecil-kecilnya dan itu harus dicari, digali lebih dalam oleh mahasiswa sendiri. Belajar di kampus ini toh hanya berapa persen yang didapatkan. Tidak kalah pentingnya dari semua itu adalah semangat tidak mudah putus asa, mengetahui bagaimana harus bekerja dalam team work dan bagaimana melihat masa depan. Oleh karena itu mahasiswa seharusnya mampu memutuskan sejak awal tentang cita-cita yang diharapkan dan harus pandai memanfaatkan waktu. Kalau orang bisnis bilang “time is money” maka kita bilang “ time is capital (modal)”. Sekarang ini bukan lagi saatnya membanggakan gelar tanpa kemampuan, karena saat ini lebih dibutuhkan karya nyata seseorang yang tidak harus dihargai dengan gelar tapi dengan performance (penampilan) nyata.
By:Team FIA

Selasa, 24 Juni 2008

Materi Perkuliahan : Sistem Informasi Manajemen

Dosen Pengampu : Fitrotun Niswah, S.AP,M.AP
MODUL I
DASAR-DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kegiatan Belajar 1
Definisi dan Pokok-pokok Sistem Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (SIM), adalah sistem pengolahan data untuk menjadi informasi dengan menggunakan manusia dan komputer. Informasi itu sangat dibutuhkan untuk fungsi manajemen, artinya sebagai bahan pijakan para pengambil keputusan (sesuai dengan tahapan managerialnya), dalam mengambil keputusannya. Penggunaan komputer dalam SIM karena komputer dalam beberapa hal memiliki kemampuan yang melebihi kemampuan manusia, misalnya: dapat menyimpan sejumlah data yang banyak, pengolahan data yang cepat dan akurat, dan dapat memunculkan informasi kapan saja.
Keadaan data sebagai bahan informasi jumlahnya sangat banyak dan bervariasi, hal ini sesuai dengan keadaan data dari berbagai bagian organisasi yang mendukung organisasi tersebut.

Data yang bervariasi dan banyak itu agar terpadu dalam pengolahannya ditampung secara sistematis dalam data base. Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari Sistem Informasi Manajemen, prosedur kerjanya dilaksanakan dengan on-line, yaitu beberapa komputer dan bagian-bagian organisasi dan subbagian organisasi dikembang-kan dengan "pusat komputer" sebagai terminal; manfaatnya agar setiap yang membutuh-kan dapat dengan cepat memperoleh informasi.

Berbagai jenis informasi akan dibutuhkan oleh setiap tingkatan managerial sesuai dengan keperluannya. Tingkatan-tingkatan managerial itu ialah: top management, midle management, low management, dan operation personal.

Salah satu bagian untuk memahami SIM adalah adanya pokok-pokok SIM, yaitu elemen-elemen yang terlibat dalam sistem informasi manajemen. Pada garis besarnya elemen-elemen yang terlibat dalam SIM terdiri dari 3 bagian, yaitu:
a. perangkat keras (hard ware),
b. perangkat lunak (software) yang terbagi dalam: data base, sistem umum, dan prosedur, dan
c. faktor manusia yang dimaksud dalam bagian ini adalah petugas pengoperasian komputer, yang menjamin benar dan lancarnya informasi.

Sistem umum terdiri dari subsistem kegiatan dan subsistem fungsi organisasi. Subsistem kegiatan yaitu: perencanaan strategis, pengendalian manajemen, pengendalian operasional, dan pengolahan transaksi.

Sedangkan subsistem fungsi organisasi adalah yang bersangkutan dengan bagian-bagian dari organisasi bisnis, seperti: pemasaran, produksi, logistik, personalia dan sebagainya. Yang terdiri dari komputer dengan berbagai fungsi dan modelnya

Kegiatan Belajar 2
Evaluasi Perkembangan Konsep dan Profesional SIM

Dalam "kegiatan belajar 2" yang bertemakan Evolusi Perkembangaan Konsep SIM, maksudnya adalah secara pelan (tidak serentak) tetapi pasti sistem informasi manajemen mengalami perkembangan.
Perkembangan tersebut terjadi pada prosedurnya, dan pengolahan komputer; sehingga hal ini dapat meningkatkan kemampuan organisasi.

Perkembangan prosedural yaitu semakin meningkatnya penggunaan konsep-konsep manajemen dalam SIM; seperi: teori manajemen, ilmu manajemen, dan perakunan manajerial. Tentu saja penggunaan istilah-istilah tersebut lebih cenderung khas penggunaannya dalam SIM.

Penggunaan teori manajemen dalam SIM bertujuan untuk peningkatan perilaku manusia, baik yang terlibat dalam proses (sistem manusia dan mesin) maupun yang terlibat dalam pengambilan keputusan; sehingga kualitas organisasi meningkat.

Ilmu manajemen cenderung memakai kriteria ekonomis dan teknis dari pada kriteria perilaku; misalnya: sistematis dalam pemecahan masalah, pemakaian prosedur matematis dan statistis dalam analisis keputusannya.

Perakunan manajerial digunakan dalam perhitungan keuangan secara keseluruhan; disamping perhitungan biaya dan penganggaran, Pengolahan komputer berkembang sejajar dengan berkembangnya teknologi komputer, baik dalam perangkat kerasnya maupun perangkat lunaknya, sehingga benar-benar mendukung ketepatan dan kecepatan informasi yang dibutuhkan.

Pada sistem informasi manajemen, seperti pada bidang-bidang pekerjaan lainnya, terjadi usaha peningkatan profesional, yaitu usaha peningkatan mutu sumber daya manusia. Usaha tersebut dilaksanakan melalui program akademis formal.

Pada prinsipnya program akademis formal dibagi dalam dua bagian, sesuai dengan kebutuhan sistem informasi itu sendiri, yaitu bidang analisis sistem keorganisasian dan bidang perancang sistem.

Analisis sistem keorganisasian adalah berhubungan dengan struktur organisasi dan perilaku manusia yang terlibat dalam SIM.

Perancang sistem berhubungan dengan sistem teknologi komputer, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya, serta prosedur pelaksanaanya sehingga benar-benar dapat menunjang lancarnya SIM. Tentu saja kedua bidang pendidikan itu dilaksanakan dengan materi kurikulum yang berbeda, karena memang tujuannya berbeda.

Disamping maju pesatnya proses SIM, terdapat pula hambatan-hambatan yang mengganggu, yaitu masih terdapatnya beberapa kontroversi.

Beberapa hal yang sifatnya kontroversial itu adalah: sistem total dengan gabungan subsistem, sumber sistem informasi terpusat dengan pengolahan terpencar, sebuah terminal di setiap kantor eksekutif dengan terminal-terminal yang dioperasikan oleh staf; kesiapan fungsi manajerial untuk menerima teknologi sistem informasi.

Selain itu sistem total dianggap terlalu sulit untuk dilaksanakan, maka masih banyak yang menggunakan gabungan subsistem-subsistem.

Jumat, 02 Mei 2008

Profil Fakultas

PROGRAM STUDI
Fakultas Ilmu Administrasi merupakan lembaga pendidikan tinggi berbasis pesantren dalam naungan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum (UNIPDU) Jombang. Didirikan pada tahun 2001, Fakultas Ilmu Administrasi turut serta merespon kebutuhan pasar yang terus berkembang secara cepat dengan membuka Konsentrasi Program Studi.
*Program Studi Administrasi Bisnis dengan konsentrasi Manajemen Keuangan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran dan Manajemen Perbankan Syari`ah.
*Program Studi Administrasi Publik dengan konsentrasi Administrasi Pembangunan, Administrasi pemerintahan daerah dan Kebijakan Publik.
*Perkuliahan dirancang selama 3,5 – 4 tahun dengan dibekali kemampuan berbahasa inggris & aplikasi komputer yang didukung oleh fasilitas yang memadai

Artikel

KEPEMIMPINAN SEJATI DI ERA GLOBALISASI
Oleh : Wiwik Maryati, S.Sos

Maraknya pemberitaan tentang suksesi pemilihan kepala daerah (PILKADA) perlu disikapi dengan keyakinan bahwa figur pemimpin yang kita pilih nanti adalah sosok yang benar-benar dapat kita harapkan bisa membawa negeri ini ke arah kemajuan.Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimanakah sosok pemimpin yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dan perubahan global ?
Dunia saat ini mengenal pasar sebagai ideologi sistem ekonomi dunia. Apabila tidak dapat bergerak sesuai dengan keinginan pasar, maka dapat dipastikan akan terhempas dari sistem ekonomi dunia. Ideologi sistem ekonomi dunia ini secara perlahan juga mempengaruhi sistem kehidupan sebuah negara. Proses menuju tatanan dunia baru yang sering kita sebut dengan “globalisasi” ini sesungguhnya adalah sesuatu yang harus dihadapi. Untuk menghadapinya diperlukan kekuatan-kekuatan atau daya saing (terutama dalam bidang produksi) baik daya saing kualitas, harga, pemasaran (marketing) maupun jaringan kerja (networking). Oleh karena itu perlu seorang pemimpin sejati yang bisa menjawab tantangan dari perubahan global tersebut.
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat ataupun jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin baik bagi dirinya sendiri, keluarganya, lingkungan pekerjaannya maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. Kepemimpinan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam diri dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar, melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Seringkali pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati, bukan mengharapkan penghormatan, pujian bahkan pengkultusan dari mereka yang dipimpinnya.
Setiap orang memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Untuk memperoleh seorang pemimpin sejati yang bisa membawa negeri ini kepada kemajuan adalah pemimpin yang memiliki :
1. Kualitas (Quality) baik dari aspek visioner, manajerial maupun profesionalitas.
2. Kecerdasan (intelligence) baik kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) maupun kecerdasan spiritual (SQ).
3. Qolbu (inner self) yang berarti pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya, dapat mengelola dan mengendalikannya.
4. Jaringan kerja (networking) yang berarti seorang pemimpin harus siap membangun kerja sama dengan pikiran positif. Orang yang berpikir positif akan mencari teman sebanyak-banyaknya dan mereka (teman) tersebut tidak dianggap sebagai pesaing, melainkan peluang untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bermutu.
Keempat hal di atas juga perlu dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa tumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis dan pengetahuan) maupun dalam hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal). Menjadi seorang pemimpin sejati berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar untuk tumbuh mencapai tingkat quality, intelligence, qolbu dan networking yang lebih tinggi dalam upaya mencapai tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan seorang pemimpin. Intinya sinergi yang terjadi merupakan sebuah kekuatan untuk menjawab tantangan globalisasi, sehingga di tangan seorang pemimpin sejati inilah kita bisa berharap untuk terus bergerak maju menggapai tujuan negeri tercinta ini.

Senin, 28 April 2008

Visi dan Misi

Visi FIA UNIPDU Jombang:
Terwujudnya Fakultas Ilmu Administrasi sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Pencetak Sarjana Administrasi Publik dan Bisnis yang Kapabel, Kompeten, Berwawasan Global, dan Berakhlaq Mulia

Misi FIA UNIPDU Jombang:
1. Meningkatkan efektivitas pengelolaan Fakultas dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
2. Mengembangkan kerja sama dengan instansi lain dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat untuk memperkuat posisi alumni di tengah pasar kerja.

Rabu, 23 April 2008

Fakultas Ilmu Administrasi UNIPDU

Program Studi
Fakultas ilmu Administrasi merupakan lembaga pendidikan tinggi berbasis pesantren dalam naungan Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (UNIPDU) Jombang didirikan pada tahun2001, Fakultas ilmu administrasi turut serta merespon kebutuhan pasar yang terus berkembang secara cepat dengan membuka konsentrasi Program studi

  • Program studi administrasi Bisnis dengan konsentrasi Manajemen keuangan, Manajemen sumber daya manusia, Manajemen pemasaran dan Manajemen perbankan syari'ah
  • Program studi Administrasi Publik dengan konsentrasi Administrasi Pembangunan, Administrasi pemerintahan daerah dan kebijakan publik
  • perkulihan dirancang selama 3,4-5 tahun dengan dibekali kemampuan berbahasa inggris & aplikasi komputer yang didukung oleh fasilitas yang memadai
Tujuan
  1. mempersiapkan tenaga professional di bidang Administrasi Bisnis dan publik yang kapabel, kompeten, berwawasan global dan berakhlaq mulia
  2. mempersiapkan kemandirian disertai sikap akhlaqul karimah pada bidang pekerjaan berwawasan
Tenaga Dosen
Perkuliahan dibina oleh Dosen Profesional
> Dosen Tetap Yayasan ( lulusan S.2 & S.3)
> Dosen praktisi Perusahaan, Perbankan, Perpajakan & PEMD

Mahasiswa Transfer
untuk mahasiswa Transfer di tambah ijasah (D1,D2 atau D3 yang releven)dan transkrip nilai atau KHS dan perguruan tinggi asal.
biaya murah dan terjangkau, bagi mahasiswa berprestasi pasti mendapatkan beasiswa

Waktu Pendaftaran
Dibuka setiap hari kerja s/d 17 September 2008, informasi lebih lengkap bisa dilihat pada Brosur