PROGRAM STUDI
Fakultas Ilmu Administrasi merupakan lembaga pendidikan tinggi berbasis pesantren dalam naungan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum (UNIPDU) Jombang. Didirikan pada tahun 2001, Fakultas Ilmu Administrasi turut serta merespon kebutuhan pasar yang terus berkembang secara cepat dengan membuka Konsentrasi Program Studi.
*Program Studi Administrasi Bisnis dengan konsentrasi Manajemen Keuangan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran dan Manajemen Perbankan Syari`ah.
*Program Studi Administrasi Publik dengan konsentrasi Administrasi Pembangunan, Administrasi pemerintahan daerah dan Kebijakan Publik.
*Perkuliahan dirancang selama 3,5 – 4 tahun dengan dibekali kemampuan berbahasa inggris & aplikasi komputer yang didukung oleh fasilitas yang memadai
Jumat, 02 Mei 2008
Artikel
KEPEMIMPINAN SEJATI DI ERA GLOBALISASI
Oleh : Wiwik Maryati, S.Sos
Maraknya pemberitaan tentang suksesi pemilihan kepala daerah (PILKADA) perlu disikapi dengan keyakinan bahwa figur pemimpin yang kita pilih nanti adalah sosok yang benar-benar dapat kita harapkan bisa membawa negeri ini ke arah kemajuan.Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimanakah sosok pemimpin yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dan perubahan global ?
Dunia saat ini mengenal pasar sebagai ideologi sistem ekonomi dunia. Apabila tidak dapat bergerak sesuai dengan keinginan pasar, maka dapat dipastikan akan terhempas dari sistem ekonomi dunia. Ideologi sistem ekonomi dunia ini secara perlahan juga mempengaruhi sistem kehidupan sebuah negara. Proses menuju tatanan dunia baru yang sering kita sebut dengan “globalisasi” ini sesungguhnya adalah sesuatu yang harus dihadapi. Untuk menghadapinya diperlukan kekuatan-kekuatan atau daya saing (terutama dalam bidang produksi) baik daya saing kualitas, harga, pemasaran (marketing) maupun jaringan kerja (networking). Oleh karena itu perlu seorang pemimpin sejati yang bisa menjawab tantangan dari perubahan global tersebut.
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat ataupun jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin baik bagi dirinya sendiri, keluarganya, lingkungan pekerjaannya maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. Kepemimpinan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam diri dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar, melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Seringkali pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati, bukan mengharapkan penghormatan, pujian bahkan pengkultusan dari mereka yang dipimpinnya.
Setiap orang memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Untuk memperoleh seorang pemimpin sejati yang bisa membawa negeri ini kepada kemajuan adalah pemimpin yang memiliki :
1. Kualitas (Quality) baik dari aspek visioner, manajerial maupun profesionalitas.
2. Kecerdasan (intelligence) baik kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) maupun kecerdasan spiritual (SQ).
3. Qolbu (inner self) yang berarti pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya, dapat mengelola dan mengendalikannya.
4. Jaringan kerja (networking) yang berarti seorang pemimpin harus siap membangun kerja sama dengan pikiran positif. Orang yang berpikir positif akan mencari teman sebanyak-banyaknya dan mereka (teman) tersebut tidak dianggap sebagai pesaing, melainkan peluang untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bermutu.
Keempat hal di atas juga perlu dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa tumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis dan pengetahuan) maupun dalam hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal). Menjadi seorang pemimpin sejati berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar untuk tumbuh mencapai tingkat quality, intelligence, qolbu dan networking yang lebih tinggi dalam upaya mencapai tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan seorang pemimpin. Intinya sinergi yang terjadi merupakan sebuah kekuatan untuk menjawab tantangan globalisasi, sehingga di tangan seorang pemimpin sejati inilah kita bisa berharap untuk terus bergerak maju menggapai tujuan negeri tercinta ini.
Oleh : Wiwik Maryati, S.Sos
Maraknya pemberitaan tentang suksesi pemilihan kepala daerah (PILKADA) perlu disikapi dengan keyakinan bahwa figur pemimpin yang kita pilih nanti adalah sosok yang benar-benar dapat kita harapkan bisa membawa negeri ini ke arah kemajuan.Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimanakah sosok pemimpin yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dan perubahan global ?
Dunia saat ini mengenal pasar sebagai ideologi sistem ekonomi dunia. Apabila tidak dapat bergerak sesuai dengan keinginan pasar, maka dapat dipastikan akan terhempas dari sistem ekonomi dunia. Ideologi sistem ekonomi dunia ini secara perlahan juga mempengaruhi sistem kehidupan sebuah negara. Proses menuju tatanan dunia baru yang sering kita sebut dengan “globalisasi” ini sesungguhnya adalah sesuatu yang harus dihadapi. Untuk menghadapinya diperlukan kekuatan-kekuatan atau daya saing (terutama dalam bidang produksi) baik daya saing kualitas, harga, pemasaran (marketing) maupun jaringan kerja (networking). Oleh karena itu perlu seorang pemimpin sejati yang bisa menjawab tantangan dari perubahan global tersebut.
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat ataupun jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin baik bagi dirinya sendiri, keluarganya, lingkungan pekerjaannya maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. Kepemimpinan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam diri dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar, melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Seringkali pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati, bukan mengharapkan penghormatan, pujian bahkan pengkultusan dari mereka yang dipimpinnya.
Setiap orang memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Untuk memperoleh seorang pemimpin sejati yang bisa membawa negeri ini kepada kemajuan adalah pemimpin yang memiliki :
1. Kualitas (Quality) baik dari aspek visioner, manajerial maupun profesionalitas.
2. Kecerdasan (intelligence) baik kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) maupun kecerdasan spiritual (SQ).
3. Qolbu (inner self) yang berarti pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya, dapat mengelola dan mengendalikannya.
4. Jaringan kerja (networking) yang berarti seorang pemimpin harus siap membangun kerja sama dengan pikiran positif. Orang yang berpikir positif akan mencari teman sebanyak-banyaknya dan mereka (teman) tersebut tidak dianggap sebagai pesaing, melainkan peluang untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bermutu.
Keempat hal di atas juga perlu dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa tumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis dan pengetahuan) maupun dalam hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal). Menjadi seorang pemimpin sejati berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar untuk tumbuh mencapai tingkat quality, intelligence, qolbu dan networking yang lebih tinggi dalam upaya mencapai tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan seorang pemimpin. Intinya sinergi yang terjadi merupakan sebuah kekuatan untuk menjawab tantangan globalisasi, sehingga di tangan seorang pemimpin sejati inilah kita bisa berharap untuk terus bergerak maju menggapai tujuan negeri tercinta ini.
Langganan:
Postingan (Atom)